Hati adalah anugerah Allah Swt yang sangat berharga bagi manusia. Allah Swt menamakan hati dengan istilah qalbun.
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi ﷺ mengingatkan: “Ingatlah bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Hadits ini bisa dimaknai dalam dua sudut pandang. Pertama, secara jasmani atau secara lahiriah, Nabi Muhammad ﷺ berpesan tentang betapa vitalnya fungsi jantung (bahasa Arab: qalb) dalam tubuh manusia. Jantung punya fungsi utama memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jantung bertugas pula menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh dan membuang sisa metabolisme tubuh. Jantung yang normal adalah pangkal jasmani yang sehat. Sebaliknya, ketika jantung mengalami gangguan, maka terganggu pula kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kedua, secara rohani. Istilah qalb dimaknai sebagai apa yang sering kita sebut dengan “hati”. Hati memang tak kasat mata tapi pengaruhnya kepada setiap gerak-gerik manusia amat menentukan. Ia tempat berpangkalnya niat. Tulus atau tidak, jujur atau pura-pura, lebih sering hanya diketahui oleh Allah dan pemilik hati sendiri. Dalam Islam, hati merupakan sesuatu yang paling pokok. Ibarat jantung, rusaknya hati berarti rusaknya tiap perilaku manusia secara keseluruhan.
Maka hati diibaratkan seperti raja. Ia memiliki kuasa untuk mengatur bala tentaranya. Ia akan memberi perintah sesukanya. Dan semua anggota badan akan tunduk pada perintahnya. Oleh sebab itu, jika kondisi hati sehat dan baik, maka ia akan memimpin seluruh anggota badan dengan baik. Sebaliknya, jika hati buruk dan berpenyakit, maka ia akan memimpin seluruh anggota badan ke arah yang buruk dan rusak.
Hati kita di sifati dengan sifat hidup dan kebalikanya, maka berdasarkan sifat tersebut hati dapat dibagi kedalam tiga bagian yaitu Qalbun Salim (hati yang sehat), Qalbun Mayyit (hati yang mati) dan Qalbun Maridh (hati yang sakit).
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ia berkata “hati itu ada empat: Pertama adalah hati yang bersih, di dalamnya terdapat lentera yang bersinar itulah hati orang mukmin. Yang kedua adalah hati yang tertutup itulah hati orang kafir. Yang ketiga adalah hati yang terbalik, itulah hati orang munafik, ia mengetahui tetapi menginggkari, ia melihat keudian mejadi buta. Yang keempat adalah hati yang memiliki dua unsur, yaitu unsur keimanan dan kemunafikan.
Ada beberapa sebab sakitnya hati dan racun-racunnya yang berbahaya diantaranya:
Pertama adalah perkataan yang sia-sia, lisan adalah nikmat Allah Swt dan pemberian yang diciptakannya dengan menakjubkan. Akan tetapi lisan memiliki peranan penting dalam kehidupan apabila kita tidak bisa menjaga lisan maka syaitan akan mengikuti pada setiap tempat dan menggiring ke tepi jurang dan membawa pada kebinasaan.
Tidaklah manusia disungkurkan kedalam api Neraka di atas wajah mereka melainkan buah dari ucapan mereka. Tidak akan ada yang selamat dari kejahatan lidah, kecuali orang yang menjaganya dengan syariat, dan tidak menggunakannya untuk hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah ﷺ bersabda: “ bukankah manusia itu dilemparkan ke dalam neraka dengan wajah tersungkur tidak lain disebabkan hasil panen (apa yang mereka peroleh) dari lisan-lisan mereka”
Sebab sakitnya hati yang kedua adalah Ghibah, Allah تعالى berfirman: Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Yakni janganlah kalian saling membicarakan dibelakang yang lain dengan hal yang menjelekannya.
Sebab sakitnya hati yang ketiga adalah Namimah (adu domba/fitnah) yang di maksud dengan namimah adalah menceritakan suatu ucapan di antara manusia dengan maksud merusak dan menimbulkan permusuhan serta kebencian, namimah adalah akhlak yang tercela. Karena merupakan pemicu fitnah, pemutus hubungan, menanamkan dendam, pemecah belah persatuan, menjadikan dua orang sahabat menjadi musuh dan dua saudara menjadi asing.
Rasulullah ﷺ bersabda: Maukah kalian saya beritahu tentang orang-orang yang paling buruk diantara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Rasulullah bersabda, ‘Yaitu orang-orang yang menyebarluaskan fitnah (mengadu domba) yang merusak hubungan antara dua orang bersaudara dan menganiaya orang yang tidak disukai dengan menyengsarakannya.
Sebab sakitnya hati yang keempat adalah pujian, diantaranya adalah memuji dan dipuji. Memuji dengan berlebihan yang terkadang menimbulkan kebohongan dan pujian dapat pula menimbulkan rasa sombong dan ujub.
Dan Sebab sakitnya hati yang kelima adalah pandangan yang berlebihan. yaitu melihat sesuatu dengan mata yang terbelalak, dan melihat sesuatu yang tidak halal baginya. Allah Swt memerintahkan untuk menjaga pandangan, karena mata adalah pemandu hati. Allah Swt befirman: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya (QS. An-Nur Ayat 30)
Karena menahan pandangan adalah cara untuk menjaga dan memelihara kemaluan, serta pandangan adalah pintu terbesar pada hati, dan jalan indra yang paling ramai menuju hati. Berdasarkan hal tersebut banyak yang terjatuh dari arahnya dan wajib untuk memeperingatkanya darinya.
Adapun sebab sakitnya hati yang keenam adalah terlalu banyak makan. Ketahuilah bahwa diantara perkara besar yang memebinasakan anak adam adalah syahwat perut.
Rasulullah ﷺ bersabda: Seorang mukmin makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.
Maksudnya adalah orang mukmin makan dengan adab-adab syar’i, ia makan dengan satu usus. Sedangkan orang kafir makan dengan syahwat dan keburukan serta kerakusan sehingga ia makan dengan tujuh usus.
Rasulullah ﷺ bersabda: Cukuplah ukuran bagi perut anak Adam adalah beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya.
Ibrahim bin Adham berkata “ barang siapa mengatur perutnya, maka teratur pula agamanya dan barang siapa mengendalikan rasa laparnya, ia memiliki akhlah yang sholih, karena sesungguhnya maksiat terhadap Allah Swt, sangat jauh dari orang yang lapar dan sangat dekat dengan orang yang kenyang.
Diantara manfaat lapar yang terbesar adalah meredakan seluruh syahwat maksiat dan mengendalikan nafsu yang menyuruh pada kejahatan. Karena meghilangkan kerakusan, kegembiraan dan hura-hura yang merupakan permulaan dari kelalaian terhadap Allah Swt.
Yang terkahir dari sebab sakitnya hati adalah terlalu banyak tidur. Tidur yang terlalu banyak, dapat mematikan hati, memberatkan badan, membuang-buang waktu, menyebabkan banyak lupa dan malas. Begitu juga dapat menyebabkan watak yang dungu dan hati yang keras.
© 2024 Yayasan Darul Ulum Sekampung